Selasa, 27 Mei 2014

Kisah Isra' Mi'raj

Isra’ adalah perjalanan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama Malaikat Jibril pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Perjalanan sejauh ini ditempuh oleh beliau dengan mengendarai Buraq, sejenis hewan yang berwarna putih, panjang, ukurannya lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada baghl (peranakan kuda dengan keledai). Dengan kekuasaan Allah ta’ala, hewan ini mampu melangkahkan kakinya sejauh mata memandang.

Adapun mi’raj adalah peristiwa naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari bumi menuju Sidratul Muntaha, untuk kemudian berjumpa dengan Allah Yang Maha Tinggi dan menerima kewajiban shalat lima waktu sehari semalam.

Salah Kaprah Tentang Masjidil Aqsha

Telah tetap di dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah tentang masjid pertama kali dibangun di muka bumi ini maka Rasulullah menjawab: "al-Masjidil Haram." Abu Dzar bertanya lagi: "Kemudian masjid apa?" Nabi menjawab: "al-Masjidil Aqsha." Abu Dzar bertanya: "Berapa jarak waktu antara keduanya?" Beliau menjawab: "40 tahun."

Para ulama meenjelaskan bahwa yang membangun al-Masjidil Aqsha adalah Nabi Israil yaitu Ya’qub as, kemudian diperbaharui oleh Sulaiman as.


Kalau kita perhatikan baik orang awam maupun orang-orang yang terdidik mereka sama-sama memiliki beberapa persepsi yang salah tentang Masjidil Aqsha. Pokok kesalahan ini sepertinya kembali kepada kecintaan pemeluk tiga agama, yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi yang begitu mendalam pada tempat ini. Masing-masing memiliki keyakinan khusus terhadap tempat ini, selain dari penyebutan nama-nama dan istilah yang dimiliki secara khusus oleh masing-masing agama. Hal ini menyebabkan adanya kerancuan dan pengaruh kepada sebagian kaum muslimin.